“Saya sudah mulai
menghafal Al-Qur’an sejak kecil. Namun usaha serius untuk itu baru
benar-benar saya mulai ketika saya duduk di bangku SMP”, ungkap anak
tengah dari empat bersaudara itu. Waktu itu, orangtua Husna
mengirimkannya untuk tinggal di Pondok Pesantren Putri Walisongo,
Jombang agar dia semakin tekun dalam menghafalkan Al-Qur’an. Sembari
menimba ilmu tahfidz di pondok, ia juga menempuh pendidikan formal
selama 6 tahun di sekolah setempat.
“Orangtua memang selalu memotivasi agar kami mampu menjadi para penghafal Qur’an. Sebab ahli Qur’an itu kan dalam hadist Rasulullah disebut ahlullah (keluarga Allah)”, ungkapnya. Apalagi sang kakak pertama, juga telah menjadi penghafal Al-Qur’an 30 juz. Dari sinilah, ia semakin termotivasi untuk terus menghafal Qur’an. Tak ada hari yang dilaluinya tanpa menghafal.
“Di pondok, kami memiliki jadwal khusus untuk menyetorkan hafalan yakni setiap selesai shubuh dan isya’. Setiap tahun, santri ditargetkan hafal minimal 1 juz”, tambah gadis asal kota Bogor itu. Menurutnya, ketekunan dan kesabaran adalah kunci untuk sukses merampungkan hafalan. Jadwal harian harus tertata rapi dengan alokasi waktu yang rinci untuk tiap kegiatan. Husna mampu menyelesaikan hafalan Qur’an-nya dalam waktu 6 tahun.
Sedangkan perkenalannya dengan Fakultas Kedokteran UII berawal dari keinginannya untuk melanjutkan kuliah selepas lulus SMA. “Saya memang memiliki ketertarikan di bidang medis, sejak SMA sudah banyak berkecimpung dalam kegiatan palang merah remaja dan sejenisnya”, ujar mahasiswi semester V ini.
Adanya kabar bahwa UII membuka jalur pendaftaran bagi para penghafal Qur’an menjadi berita gembira bagi Husna. Hal ini tidak disia-siakannya, sehingga ia pun langsung mendaftar untuk menjadi mahasiswa FK UII. Setelah melalui beberapa tahapan tes seleksi, Husna pun akhirnya diterima.
“Saya tentunya sangat bersyukur, karena dengan jalur ini, prestasi kami mendapat apresiasi dari UII. Apalagi UII juga memberi beasiswa bebas biaya pendidikan bagi para hafidz dan hafidzah”, katanya. Rasa syukur Husna semakin bertambah karena dengan ini ia dapat meringankan beban kedua orangtuanya, mengingat biaya kuliah sebagai mahasiswa kedokteran juga termasuk tinggi.
FK UII sendiri termasuk salah satu fakultas di UII yang banyak menampung mahasiswa penghafal Qur’an. Jumlah mahasiswa penghafal Qur’an terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terdapat 1 orang, pada tahun 2014 ada tambahan 3 orang mahasiswa hafidz baru, sedangkan di tahun 2015 ada tambahan 5 mahasiswa hafidz.
Sumber : https://www.facebook.com/kmnu.unisi
“Orangtua memang selalu memotivasi agar kami mampu menjadi para penghafal Qur’an. Sebab ahli Qur’an itu kan dalam hadist Rasulullah disebut ahlullah (keluarga Allah)”, ungkapnya. Apalagi sang kakak pertama, juga telah menjadi penghafal Al-Qur’an 30 juz. Dari sinilah, ia semakin termotivasi untuk terus menghafal Qur’an. Tak ada hari yang dilaluinya tanpa menghafal.
“Di pondok, kami memiliki jadwal khusus untuk menyetorkan hafalan yakni setiap selesai shubuh dan isya’. Setiap tahun, santri ditargetkan hafal minimal 1 juz”, tambah gadis asal kota Bogor itu. Menurutnya, ketekunan dan kesabaran adalah kunci untuk sukses merampungkan hafalan. Jadwal harian harus tertata rapi dengan alokasi waktu yang rinci untuk tiap kegiatan. Husna mampu menyelesaikan hafalan Qur’an-nya dalam waktu 6 tahun.
Sedangkan perkenalannya dengan Fakultas Kedokteran UII berawal dari keinginannya untuk melanjutkan kuliah selepas lulus SMA. “Saya memang memiliki ketertarikan di bidang medis, sejak SMA sudah banyak berkecimpung dalam kegiatan palang merah remaja dan sejenisnya”, ujar mahasiswi semester V ini.
Adanya kabar bahwa UII membuka jalur pendaftaran bagi para penghafal Qur’an menjadi berita gembira bagi Husna. Hal ini tidak disia-siakannya, sehingga ia pun langsung mendaftar untuk menjadi mahasiswa FK UII. Setelah melalui beberapa tahapan tes seleksi, Husna pun akhirnya diterima.
“Saya tentunya sangat bersyukur, karena dengan jalur ini, prestasi kami mendapat apresiasi dari UII. Apalagi UII juga memberi beasiswa bebas biaya pendidikan bagi para hafidz dan hafidzah”, katanya. Rasa syukur Husna semakin bertambah karena dengan ini ia dapat meringankan beban kedua orangtuanya, mengingat biaya kuliah sebagai mahasiswa kedokteran juga termasuk tinggi.
FK UII sendiri termasuk salah satu fakultas di UII yang banyak menampung mahasiswa penghafal Qur’an. Jumlah mahasiswa penghafal Qur’an terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terdapat 1 orang, pada tahun 2014 ada tambahan 3 orang mahasiswa hafidz baru, sedangkan di tahun 2015 ada tambahan 5 mahasiswa hafidz.
Sumber : https://www.facebook.com/kmnu.unisi
Title : Hafal Al-Qur’an Sejak SMA, Kuliah di FK UII dengan Beasiswa
Description : Inspiratif, kata inilah yang pantas melekat pada sosok Husna Nadiyya, mahasiswa Fakultas Ke dokteran UII angkatan 2013. Di usianya yang m...
Description : Inspiratif, kata inilah yang pantas melekat pada sosok Husna Nadiyya, mahasiswa Fakultas Ke dokteran UII angkatan 2013. Di usianya yang m...
0 Response to "Hafal Al-Qur’an Sejak SMA, Kuliah di FK UII dengan Beasiswa"
Post a Comment