Nabi Muhammad kan berkali2 berperang melawan orang2 kafir demi melindungi negeri Madinah beserta penduduknya.
Jika sudah tidak mau membela tanah air, bisa2 kita kehilangan negara Indonesia karena dicaplok bangsa lain.
Suku Kurdi itu kehilangan tanah airnya
karena mereka masih kurang gigih membela tanah airnya. Sekarang suku
Kurdi tidak punya negara. Negeri mereka terpecah dikuasai oleh Turki,
Suriah, dan Iraq. Begitu pula bangsa Indian di Amerika, Aborigin di
Australia, dan Maori di Selandia Baru kehilangan negara mereka karena
dirampas bangsa lain.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang menjadi miliknya-, maka ia adalah syahid.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang menjadi miliknya-, maka ia adalah syahid.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abul A’war yaitu Said bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail, salah
seorang diantara sepuluh orang yang disaksikan akan memperoleh syurga
-yakni bahwa Nabi s.a.w. telah menjelaskan bahwa mereka itu pasti masuk
syurga- radhiallahu anhum, katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta -yang
dimilikinya-, maka ia adalah mati syahid, barangsiapa terbunuh karena
membela darahnya -yakni mempertahankan diri karena hendak dibunuh oleh
seseorang-, maka ia juga mati syahid, barang siapa yang terbunuh karena
mempertahankan agamanya, iapun mati syahid dan barangsiapa yang terbunuh
karena mempertahankan keluarganya -kehormatan mereka-, maka ia juga
mati syahid.” Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan
Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shahih.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada
Rasulullah s.a.w., lalu berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat
Tuan, jikalau ada seseorang datang hendak mengambil hartaku?” Beliau
s.a.w. menjawab: “Jangan engkau berikan padanya.” Orang itu bertanya:
“Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia menyerang saya?” Beliau
menjawab: “Balaslah serangannya!” Ia bertanya lagi: “Bagaimanakah
pendapat Tuan, jikalau ia berhasil membunuh saya?” Beliau s.a.w.
menjawab: “Engkau mati syahid.” Ia bertanya pula: “Bagaimanakah pendapat
Tuan jikalau saya dapat membunuhnya?” Beliau s.a.w. menjawab: “Ia masuk
dalam neraka.” (Riwayat Muslim)
Membela Tanah Air selama niatnya tetap lillahi ta’ala insya Allah berpahala. Tapi jika karena ‘Ashobiyyah / Fanatik golongan / Fasis dan menzalimi bangsa lain, nah ini baru dosa.
Membela Tanah Air selama niatnya tetap lillahi ta’ala insya Allah berpahala. Tapi jika karena ‘Ashobiyyah / Fanatik golongan / Fasis dan menzalimi bangsa lain, nah ini baru dosa.
Felix Siauw @felixsiauwmembela nasionalisme, nggak ada dalilnya, nggak ada panduannya | membela Islam, jelas pahalanya, jelas contoh tauladannya
10:53 PM – 29 Nov 2012
https://twitter.com/felixsiauw/status/274405856920088576
Allah dan RasulNya menghargai bangsa dan
negeri yang diberkahinya. Oleh karena itu Nabi dan para Sahabat tetap
menghargai bangsa / negeri masing2. Makanya ada sahabat tetap bangga dgn
nama negerinya seperti Salman Al Farisi (Orang Persia). Jadi jangan
pertentangkan Islam dgn Nasionalisme: Negeri yang aman itu satu berkah
dari Allah.
Jangan disia-siakan:
“Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia” [Al Anbiyaa’ 71]
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.” [Al Baqarah 126]
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” [Ibrahim 35]
“Aku benar-benar bersumpah dengan negeri ini (Mekah)” [Al Balad 1]
Firman Allah tentang suku/bangsa:
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy” [Quraisy 1]
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi” [Ar Ruum 2]
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di
tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki
yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun.” [Saba’ 15]
Coba lihat hadits ini. Yang dilarang itu adalah ‘Ashobiyyah yang
berlebihan sehingga menzalimi orang lain. Tapi sekedar mencintai kaumnya
sehingga muncul istilah Quraisy (Suku Quraisy), Al Farisi, atau Bani
Hasyim itu tidak masalah:
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad)
Dari hadits di atas jelas paham Nasionalisme yang mencintai satu kaum atau pun negeri itu adalah bagian dari Islam. Jangan sampai karena tidak Nasionalis, saat Indonesia diserang AS atau negara lain kita diam saja. Tidak ada dalilnya katanya. Ini keliru.
Selama kita meletakkan paham Nasionalisme DI BAWAH ISLAM, itu tidak masalah. Sejalan dengan Islam. Tapi jika meletakkan Nasionalisme sejajar atau bahkan di atas Islam, nah ini baru keliru.
Ini seperti mencintai orang tua, itu sejalan dengan Islam. Karena ridho Allah itu bersama ridho orang tua. Tapi jika kita mencintai orang tua sama atau melebihi cinta kita kepada Allah, nah itu baru keliru.
Munculnya Islam, bukan berarti menghilangkan suku/bangsa. Tetap ada. Cuma Islam itu di atasnya. Menaungi semuanya. Makanya zaman Khalifah ada yang namanya Gubernur Mesir, Gubernur Iraq, Gubernur Yaman, dsb.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
Sumber : https://kabarislamia.com, http://santri.net
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad)
Dari hadits di atas jelas paham Nasionalisme yang mencintai satu kaum atau pun negeri itu adalah bagian dari Islam. Jangan sampai karena tidak Nasionalis, saat Indonesia diserang AS atau negara lain kita diam saja. Tidak ada dalilnya katanya. Ini keliru.
Selama kita meletakkan paham Nasionalisme DI BAWAH ISLAM, itu tidak masalah. Sejalan dengan Islam. Tapi jika meletakkan Nasionalisme sejajar atau bahkan di atas Islam, nah ini baru keliru.
Ini seperti mencintai orang tua, itu sejalan dengan Islam. Karena ridho Allah itu bersama ridho orang tua. Tapi jika kita mencintai orang tua sama atau melebihi cinta kita kepada Allah, nah itu baru keliru.
Munculnya Islam, bukan berarti menghilangkan suku/bangsa. Tetap ada. Cuma Islam itu di atasnya. Menaungi semuanya. Makanya zaman Khalifah ada yang namanya Gubernur Mesir, Gubernur Iraq, Gubernur Yaman, dsb.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
Sumber : https://kabarislamia.com, http://santri.net
Title : Bela Negara Tidak Ada Dalilnya (?)
Description : Membela harta benda dari perampok saja jika tewas bisa mati syahid, apalagi tanah air dari serangan para penjajah. Tanah Air itu termas...
Description : Membela harta benda dari perampok saja jika tewas bisa mati syahid, apalagi tanah air dari serangan para penjajah. Tanah Air itu termas...
0 Response to "Bela Negara Tidak Ada Dalilnya (?)"
Post a Comment