Kisah Mbok Nah

Mbok Nah adalah wanita setengah buruk muka yang juga punya tindak tanduk kurang baik di mata pak Dirjo, si lurah kampung yang kaya raya dan tentu banyak pengikutnya.

Semua, apa pun yang dilakukan Mbok Nah adalah keburukan yang harus dicela oleh pak Dirjo, semua salah, hingga banyak pengikut pak Dirjo yang ikut-ikutan mencela Mbok Nah yang makin terpinggirkan itu.

Hingga pada suatu siang yang terik, pak Dirjo terlelap bersama istrinya di kamarnya yang sejuk berAC, sementara anaknya si Bayu yang masih kelas 2 SD tidak mau tidur siang, malah beranjak pergi meninggalkan kamarnya, keluar rumah, untuk bergabung dengan teman-temannya mengejar layang-layang putus.

Malang tak dapat ditolak, Bayu terjatuh dan kakinya berdarah parah, tak ada yang tahu, kecuali Mbok Nah. Meski Mbok Nah tahu anak yang pingsan itu adalah anak dari orang yang membencinya, namun kasih sayang Mbok Nah timbul sebagaimana layaknya wanita pada anaknya, dibopongnya si Bayu, diobati, dan siuman yang lantas menangis sejadi-jadinya.

Menangis karena takut ketahuan pak Dirjo bila pergi dari perintah tidur siangnya, lantas Mbok Nah pun masih tetap menenang-nenangkan Bayu dalam dekapannya hingga tertidur pulas.

Pak Dirjo pun gelagepan begitu tahu anak semata wayangnya, anak kesayangannya, yang dunia seolah tak ada artinya dibanding kesenangan anaknya itu, bingung, karena yang menolong anaknya adalah Mbok Nah.

“Duh pak Lurah… ampuni anak ini, kasihan dia, dia sakit pak Lurah, kasihan… jangan dimarahi… anak ini sakit parah, menangis keras karena takut engkau marah-marahi… biar di sini dulu pak Lurah, biar bersama saya dulu, nanti kalau sudah tenang saya antarkan ke rumah pak Lurah…”, pinta Mbok Nah.

Pak Dirjo pun sesak dadanya, tak mampu berkata-kata, hanya matanya saja yang pelan mengalirkan bulir air mata. “Oalah Mbok Nah… nyuwun gunging pangapura panjenengan njih, mbok bilih sak dangunipun niki kula tansah mboten remen dhateng njenengan… sepuntene njih”, kata pak Lurah Lirih.

(Oalah Mbok Nah… mohon samudera permaafan engkau (dengan hormat), jika selama ini saya selalu tidak suka dengan engkau (dengan hormat)… mohon maaf ya (dengan horma)”
Pak Dirjo tidak sadar menggunakan bahasa-bahasa krama halus, bahasa yang ditujukan kepada orang yang lebih dia hormati kepada Mbok Nah, ketika pak Dirjo tahu betapa kasih sayangnya Mbok Nah kepada anak kesayangannya. Padahal sebelumnya, Mbok Nah adalah biang kesalahan dan dosa di mata pak Dirjo.

—–
Ya Allah, kami hanyalah orang-orang yang mengaku sebagai hambaMu yang selalu berlumur dosa, namun kami hanya bisa memuji kekasihMu, sayyidina Muhammad Rasulullah dalam sholawat-sholawat kecil tak berarti, maka ampunilah dosa kami.


Sumber: moslemforall.com foto: Liputan6 (ilustrasi)
Title : Kisah Mbok Nah
Description : Mbok Nah adalah wanita setengah buruk muka yang juga punya tindak tanduk kurang baik di mata pak Dirjo, si lurah kampung yang kaya raya da...

0 Response to "Kisah Mbok Nah"

Post a Comment

Ayo Mondok Toko Annisa
Nu Care Nu Care